Disamping kemudahan dalam proses budidaya, sayur sawi juga banyak
dijadikan sebagai peluang bisnis karena peminatnya yang cukup banyak.
Permintaan pasarnya juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian petani
sangat kecil.
Beberapa jenis sawi yang saat ini cukup popular dan banyak dikonsumsi
masyarakat, antara lain sawi hijau, sawi putih dan sawi pakcoy atau
caisim. Dari ketiga jenis sawi tersebut, pakcoy termasuk jenis yang
banyak dibudidayakan petani saat ini. Batang dan daunnya yang lebih
lebar dari sawi hijau biasa, membuat sawi jenis ini lebih sering
digunakan masyarakat dalam berbagai menu masakan. Hal ini tentu
memberikan prospek bisnis yang cukup cerah bagi para petani sawi pakcoy,
karena permintaan pasarnya cukup tinggi.
Untuk membudidayakan
sawi pakcoy, sebaiknya pilih daerah yang memiliki suhu 15-30° celcius,
dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan. Sehingga tanaman ini
cukup tahan untuk dibudidayakan di dataran rendah. Tahapan budidaya sawi
pakcoy di dataran tinggi dan di dataran rendah juga tidak terlalu
berbeda, yaitu meliputi penyiapan benih, pengolahan lahan, teknik
penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta proses pemeliharaan
tanaman. Berikut kami berikan informasi tahapan budidaya sayur sawi
pakcoy yang dapat membantu Anda.
Pemilihan bibit
Tahapan budidaya sawi pakcoy, dimulai dengan pemilihan bibit. Karena
bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ini,
pilihlah bibit yang terbaik sebelum Anda menanamnya. Ciri-ciri bibit
yang baik antara lain berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaannya licin
mengkilap dan agak keras, warna kulit bibit cokelat kehitaman.
Selain itu perhatikan pula tempat penyimpanan bibit sawi, agar
kualitasnya tidak menurun atau bususk sebelum ditanam. Oleh karena itu
perhatikan lama penyimpanan, suhu, dan kadar air tempat penyimpanan.
Sebaiknya bungkus bibit dengan kemasan aluminium foil agar tidak rusak
dan bisa tertutup rapat.
href="http://budidayanews.blogspot.com/2011/05/budidaya-sayur-sawi.html">Proses pembibitan
Pembibitan dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa bedengan dengan
ukuran satu meter persegi, kemudian diberikan pupuk terlebih dahulu.
Pupuk yang digunakan adalah 10 kg pupuk kandang, pupuk urea sebanyak 20
gram, pupuk TSP sebanyak 10 gram, dan pupuk KCL sebanyak 7,5 gram.
Pembibitan dilakukan dengan menabur benih di seluruh media tanam
secukupnya, sesuai dengan luas lahan yang akan Anda gunakan untuk budidaya. Biasanya takaran idealnya 750 gram bibit untuk 1 hektar lahan.
Setelah ditebari bibit, media ditutupi tanah kembali dan dilakukan
penyiraman setiap hari dengan menggunakan penyemprot. Selanjutnya sawi
akan dipindahkan ke lahan tanam yang lebih besar, setelah berusia 3
minggu. Dengan jarak tanam antar bibit 20 cm x 20 cm.
Persiapan lahan (bedengan)
Seminggu
sebelumnya untuk mengembalikan kegemburan tanah, lakukan pencangkulan
lahan terlebih dahulu dan berikan pupuk kandang 20 ton/ha, TSP 100
kg/ha, dan 75 kg/ha. Dan menjaga kadar pH tanah, kandungan pH yang
dianjurkan untuk tanaman sawi adalah 6-7.
Selanjutnya buatlah bedengan dengan tinggi 40 cm, lebar 120 cm, dan
panjang 100 meter. Sedangkan jarak antar bedenagn yaitu 30 cm, yang
kemudian dibuat parit dengan diisi air setinggi 20 cm untuk penyediaan
air bagi tanaman.
Pemeliharaan
Setelah bibit ditanam, lakukan pemeliharaan meliputi penyiraman,
penjarangan (mencabuti tanaman yang tumbuh terlalu rapat), penyulaman
(penggantian tanaman yang mati atau rusak), pembersihan gulma, dan
pemupukan tambahan yang diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu.
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pagi atau sore hari.
Disamping itu jaga tanaman dari hama dan penyakit. Biasanya hama
penyakit yang menyerang yaitu ulat dan karat daun.
Panen
Setelah berumur 40 hari, tanaman sawi pakcoy
sudah bisa dipanen. Caranya dengan mencabut tanaman hingga akarnya.
Panen bisa dilakukan setiap minggu sekali, dengan mengatur waktu tanam
satu bendengan dengan bendengan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar